Aku melihat kejadian-nya, saat seorang gadis manja penuh senyuman dan
celotehan dipaksa menjadi dewasa dalam waktu singkat. Saat keluarga Integra
mendapatkan sebuah kebanggaan baru, tapi kehilangan sebuah senyuman yang
berharga.
Aku melihat semua kejadian-nya, saat Victoria Integra kehilangan
senyuman-nya. Ketika sinar kebahagiaan di matanya mulai memudar. Aku melihat
semuanya, beribu-ribu air mata yang di sembunyikan Victoria.
-------------------
Semua yang di lakukanya selalu di bayangi kakak-nya yang jenius.
Bagaimana ia memenangkan kompetensi penting tapi tak terlihat di mata
keluarganya. Suatu prestasi yang berharga menjadi puing-puing yang menyakitkan
hati-nya. Hanya kakak-nya pernah melakukan hal serupa.
“Can’t you be like him ? like you big-brother ?” kata-kata itulah
santapanya sehari-hari. Kata-kata itu telah sempurna dalam ingatan-nya. Dia
bahkan tak dapat mengenali dirinya yang dulu. Dirinya yang di hiasi canda tawa
dan cemohan-cemohan iseng. Dia tak tahu lagi apa yang harus ia kejar, ia capai,
dan apa yang ia inginkan. Belajar tekun dengan keyakinan ia takkan menjadi
bintang terang seperti kakak-nya.
“You are hopless” satu kata itu merusakan senyum-nya, memadamkan sinar
indah dalam mata kristal-nya yang dalam dan hangat, menghancurkan harapan dan
impian dalam dirinya.
-------------------
Sebuah senyum menyakitkan menggantikan senyum jenaka-nya. Kuat-nya arus
sungai yang sejuk dalam matanya, di keringkan sahara panjang. Sunyi memekakan
telinga mengalahkan indah-nya suara tawa Victoria. Senyum-nya kini menyakitkan
siapa pun yang melihat-nya karena tidak sampai ke matanya yang perlahan radup.
“Tell us, what’s wrong ?” kalimat itu di katakan setelah mereka rindu
celotehan gadis itu. Wajah innocent tanpa
sebuah rasa penyesalan atau rasa malu yang seharusnya ada. Mereka tak tahu yang
menghilangkan keceriaanitu adalah kata-kata tak berperasaan dari bibir mereka
yang tipis. Satu kata menghancurkan pribadi penuh warna.
Aku melihat-nya saat Victoria Integra meringkuk dalam kamarnya yang
indah. Menangis dalam diam. Setiap titik air mata yang di tumpahkanya, mengikis
dinding-dinding pertahanan-nya. “I just don’t want to become like this” isakan
memilikan, siapa pun yang mendengarkanya. “God is the only myht, but, if it’s
true, God isn’t here for me”. Aku melihatnya, saat ia tak lagi menggenal
dirinya.
Sekarang bukan kehangatan lagi yang terlihat di wajah-nya . melainkan
luka tanpa emosi. Keluarga Integra mendapatkan kebangaan saat Victoria lulus
gilang-gemilang dari universitas Oxford. Tapi
prestasi tak ada artinya lagi bagi-nya selain serpihan-serpihan yang menajamkan
krikil di kakinya, selain alat untuk membungkam semua cemohan yang dibencinya.
-------------------
Aku melihat bagaimana kebencian memutuskan sebuah pertalian yang suci.
Aku melihatnya, aku menangis melihatnya. Saat kekasihku, gadis manja yang
malang itu di kuasai kebencian-nya. Saat luka mengalahkan cinta. Aku kehilangan
ketegarannya, kekuatannya, aku kehilangan dia. Saat ia merasa lelah menyembunyikan emosi yang berkecamuk dalam
dirinya. Saat ia lelah dalam kebencian, saat ia menyerah pada rasa sakit. Saat
ia mencapai frase paling pengecut dalam hidupnya, mengakhiri kehidupan-nya
dalam usia belia. Aku ada di sana saat itu, kata-katanya masih segar dalam
ingatan-ku.
“God is the only myht. But if it’s
true, God isn’t here for me. We can’t blame our life. If we stuck at something,
find another way to live our life again. If we have to run around the world, I
the things are worht it, I know it’s hurts, but go and grab them. Don’t become
like me, and I feel sorry for myself ”. dia pergi, dengan sebuah keyakinan
yang salah. Dia pergi dengan menelan kebohongan yang di buatnya sendiri.
-------------------
You have to believe, God always love you.
No matter how God treats you,
it's must be the best for you God always love you.
God make you fighting alone like this.
That means, God give you the way to be strong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar